Mengenai materi workshop / konferensi tidak akan dibahas detail di blog ini. Bisa membaca di media online atau media cetak yang biasa memuat tulisan penulis.
Setelah bertemu dengan Ketua Panitia dan Panitia Pelaksana, penulis diberi perangkat konferensi dan diminta untuk bersabar karena workshop baru akan dimulai sesudah makan siang. Buat penulis nggak masalah. Lebih baik berada di tempat pelaksanaan acara dibandingkan di hotel yang tidak punya akses wifi/internet.
Dengan internet, e-mail-e-mail bisa direply dan banyak kerjaan yang bisa dilakukan antara lain mengupdate blog ini.
Penulis memang membawa laptop untuk presentasi nantinya. Jadi dengan akses wifi yang gratis di Biocity, bisa dech selalu up date info-info terkini dari internet. Sayang, selama konferensi, tidak ada waktu mengakses hal ini karena begitu menariknya topik-topik yang dibawakan.

Selesai workshop jam 5 sore, penulis bersama beberapa teman dari Swiss, Turki, dll., berjalan menuju shelter tram. Di Leipzig ada moda transportasi kereta (train) untuk lintas kota dan trem untuk di dalam kota. Trem ini bisa disebut seperti bus way di Jakarta. Uniknya orang-orang di sini, kalau ditanya train no berapa, mereka selalu menginformasikan jam kedatangan. Misalnya, jika ingin ke daerah A, mesti naik train no berapa? Jawab mereka, yang datang pada pukul 17:15, terus turunnya di jam 18:00. Buset dech....
Kembali meneruskan kisah sore tersebut.
Sesampai kami di shelter (akan menuju ke main railway station, dekat tempat penulis menginap), kami ketemu dengan seorang bule yang ingin menukar koin. Dengan sigap, orang Turki, sahabat baru penulis langsung memberikan koin. Namun karena tidak cukup uangnya si Turki, maka koin tersebut dipinjam ke si bule, dengan janji akan diganti besok di tempat konferensi. Ehhh. tiba-tiba si bule menyapa penulis (waktu itu tag name penuli belum sempat dicopot). "Dr Erik yha?' Wah kaget juga, di daerah yang tidak mengenal satu orangpun, koq ada yang mau menyapa?
"Saya dr Hans dari Belanda", katanya memperkenalkan diri. Wah ini dia, Dokter Internet Belanda yang sudah lama saya kenal. Dr Hans adalah seorang dokter Kebidanan dan Kandungan tapi sangat aktif di bidang Medical Internet di negaranya maupun di dunia. Selama ini, kami hanya berkomunikasi via e-mail dan belum pernah bertemu satu kalipun.
Akhirnya (karena kebetulan hotelnya dekat), kami pulang bersama dan ngobrol. Masih tidak ingin berpisah kami sepakat untuk keluar makan malam bersama. Kami berdua mencari makan (makanan brazil, kalau nggak salah). Dr Hans sangat baik berkenan mentranslate menu (bahasa Jerman) ke bahasa Inggris agar bisa dimengerti penulis.
Rupanya hal ini terlihat oleh pelayan restoran dan langsung menawarkan menu dalam bahasa Inggris. Coba dari tadi kita minta menu dalam bahasa Inggris, khan nggak perlu repot-repot men-translatenya.

Siap untuk acara konferensi besok hari. Mudah-mudahan banyak bahan yang bisa dibawa ke Indonesia untuk perkembangan Dokter Internet di Indonesia.
2 komentar:
ternyata banyak hal yang saya tidak ketahui tentang dokter internet...thanks for the info
#imcw
Wah ts, terlalu merendah. Ilmu ts ttg internet kedokteran khan sudah advance. Sering saya berkunjung ke blog ts.
BTW, blog saya sekarang sudah bisa diakses via WAP (HP) lho.
Ingin ikutan juga?
Posting Komentar