Berbagai tanggapan yang muncul sehubungan dengan artikel "Pulse oxymetri sebagai prediktor kegawatan Corvid-19",
berikut saya rangkum sbb:
1. A, Guru Besar Ahli Paru
Nilai saturasi yang ditunjukan oleh alat pulse oxymetri memang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti apakah ada anemia dan penyakit paru seperti PPOK dan kondisi lainnya. memang pada Covid 19 ini bila ada pneumonia bisa memburuk dengan cepat. Jika kita mempunyai nilai awal yaitu sebelum sakit, kemudian bila ada gejala dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan secara serial mungkin bisa ada informasi perburukan. Tetapi harus dilakukan penelitian untuk itu berapa sensitifnya pemeriksaan secara serial bisa menentukan ada perburukan sehingga penentuan penyakit bisa tepat. Tubuh punya mekanisme mengatasi hipoksemia yang terjadi, antara lain dengan pergeseran kurva disosiasi oksigen (kurva yang menggambarkan hubungan antara tekanan parsial oksigen dengan saturasi oksigen). Jika perubahan atau penurunan olsigen berlangsung secara lambat, sehingga mekanisme pergeseran kurva disosiasi lebih dulu terjadi, maka tentu sukar melihat penurunan kadar O2 dalam darah (terjadi karena berkurangnya ventilasi, misal pada pneumonia) tidak terlihat pada awalnya. Baru pada saat kelainan sudah luas dan kompensasi tubuh tidak bisa lagi, baru terjadi perburukan saturasi yang notabene keadaan sudah terlambat. Untuk lebih jelasnya, perlu dilakukan penelitian tentang hal itu.
Tanggapan Dr. Erik: Terima kasih Prof atas responsenya. Sehat selalu ya Prof.
2. B, Pimpinan Organisasi Seminat IDI
Dokter Paru, Internist dan Anesthesiologist yang bisa memberi komentar dengan valid. Kalau saya pribadi bis saja sebagai tool tapi serial foto thorax per 3-4hari dengan gangguan batuk, pilek, demam dan saturasi bisa membantu dan bisa dicover BPJS. Bila sudah ditegakkan diagnosisi Covid-19 maka pembiayaan ke Kemenkes. Sekarang ada sejawat yang beberapa hari membaik, sekarang saturasi menjd 92% belum bisa naik dan masih sesak. Kita berdoa agar beliau diberi kesembuhan Allah swt.
Tanggapan Dr Erik: Terima kasih dok atas infonya. Semoga dokter-dokter yang berada di Garda Terdepan saat ini dilindungi oleh Yang Maha Kuasa. Dan semoga masyarakat mau membantu dengan #tetapdirumahsaja